

Siluet pohon kelapa sayup menari. Terik matahari menyengat dengan kepulan asap kendaraan. Deru ombak menghamparkan sampah ke pesisir pantai. Papan iklan menjanjikan pelepas dahaga. Sinar nyala redup mengikuti dentum disko.
Inilah nuansa yang sehari-hari dirasakan oleh mereka yang melintasi jalanan atau tinggal di Bali, sebuah deskripsi klasik tentang kehidupan di pesisir selatan pulau ini. Sebuah pulau yang memegang signifikansi sebagai katalis pertemuan berbagai kultur, indikator dinamika budaya, sekaligus simbol pariwisata yang mengharumkan nama Nusantara di mata dunia.
Dalam Pameran Tropis Nusantara, sebagai ruang alternatif-Ruang Fungsi menghadirkan sebuah catatan visual: ekspresi para seniman dan seniwati yang hidup dan berkarya di Bali. Melalui karya-karya mereka, tergambar refleksi batin yang tumbuh dari tanah tempat mereka bernaung. Melalui berbagai medium visual, mereka merekam denyut lingkungan sekitar sekaligus menggali lapisan makna personal maupun kolektif. Karya-karya ini adalah wujud eksplorasi-tentang lingkungan yang terus berubah, terpapar oleh iklim tropis dan modernitas.
Dalam Pameran Tropis Nusantara, sebagai ruang alternatif-Ruang Fungsi menghadirkan sebuah catatan visual: ekspresi para seniman dan seniwati yang hidup dan berkarya di Bali. Melalui karya-karya mereka, tergambar refleksi batin yang tumbuh dari tanah tempat mereka bernaung. Melalui berbagai medium visual, mereka merekam denyut lingkungan sekitar sekaligus menggali lapisan makna personal maupun kolektif. Karya-karya ini adalah wujud eksplorasi-tentang lingkungan yang terus berubah, terpapar oleh iklim tropis dan modernitas.
The silhouettes of coconut trees gently sway.
The scorching sun blazes amid plumes of vehicle exhaust.
Waves wash trash onto the shoreline.
Billboards promise thirst-quenching relief.
Dim lights flicker to the beat of disco.
This is the everyday atmosphere felt by those who roam the streets and those who live in Bali—a classic depiction of life on the southern coast of the istand. An istand that holds significance as a catalyst for cross-cultural encounters, a marker of cultural dynamics, and a symbol of tourism that elevates the name of Nusantara on the global stage.
In Tropical Nusantara, as an alternative art space-Ruang Fungsi presents a visual chronicle: the expressions of artists who live and engage in artistic practice in Bali. Through their works, we see inner reflections shaped by the land they call home. Through various visual media, they document the pulse of their surroundings while uncovering layers of both personal and collective meaning.
These works are acts of explorationof an ever-shifting environment, exposed to tropical climates and modernity. Through their eyes and the strokes of their hands, we are invited to witness reflections of identity emerging from the cradle of beauty and the dynamic rhythms of life in the Nusantara.